Berita Utama

PENGUNJUNG

Munir Ajarkan Saringan Erathosthenes untuk Mencari Bilangan Prima

On 8:23 AM


Kendal – Mencari Bilangan termasuk materi yang rumit dipelajari siswa tingkat MI. Bilangan Prima adalah bilangan yang hanya mempunyai dua faktor, yaitu bilangan 1 dan bilangan itu sendiri. Ada beberapa metode untuk mencari bilangan prima. Misbakhul Munir, guru kelas 4 Kesultanan Sambas menggunakan Saringan Erathosthenes sebagai metode mencari bilangan prima.

Materi itu diajarakan kepada 28 siswa kelas 4 Kesultanan Sambas. Harapannya, setelah pembelajaran tersebut, siswa bisa mengetahui bilangan prima yang ada pada bilangan mulai dari 1 sampai dengan 100.

Saringan Erathosthenes adalah algoritma sederhana yang dibuat oleh ilmuan Yunani dari abad ketiga. Metode ini efektif bagi orang yang ingin mencari bilangan prima dari awal.

Cara menggunakan Saringan Erathosthenes adalah, pertama siswa membuat tabel yang berisi bilangan satu sampai seratus. Langkah berikutnya, siswa mencoret angka 1 karena angka satu bukan bilangan prima sebab hanya mempunyai satu faktor. Lalu, siswa mencari dan mencoret angka kelipatan dua tanpa mencoret angka dua itu sendiri. Siswa mencoret semua angka kelipatan dua tersebut sampai angka seratus.

Langkah berikutnya, siswa mencari angka setelah angka dua yang tidak tercoret lalu melipatkannya, tanpa mencoret angka tersebut. Semisal yang ditemukan adalah angka 3, maka yang dicoret adalah semua angka kelipatan angka 3 sampai angka seratus tanpa mencoret angka 3 itu sendiri. Lalu siswa mencari lagi angka berikutnya yang tidak tercoret lalu melipatkan dan mencoret kelipatan dari angka tersebut. Proses itu diulangi terus sampai tidak ada lagi angka yang bisa dicoret. Nah, angka yang tidak tercoret itulah yang termasuk bilangan Prima.

Alkhalifi, salah satu siswa, menanyakan apa fungsi dari bilangan Prima. Hal itu dijawab oleh Munir bahwa fungsinya adalah untuk memudahkan pencarian operasi matematika yang lain, seperti FPB (Faktor Persekutuan Terbesar) dan KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil. (Munir/zh)

Kelas V MIN 1 Kendal Adakan Kelas Membatik

On 8:58 AM


Kendal - Dalam rangka mengenalkan batik kepada siswa, pada hari Senin-Jumat (10-14/10),  semua siswa kelas V MIN 1 Kendal yang berjumlah 153 siswa secara bergantian melaksanakan riil teaching membatik dengan mendatangkan guru batik yang sudah professional.

Menurut Fuadi wali kelas V kesultanan Wajo, Pengenalan itu didasari dari pemikiran bahwa batik merupakan salah satu budaya Bangsa Indonesia. Karena itu, batik harus dilestarikan dengan cara mewariskannya kepada generasi muda karena generasi muda merupakan penerus dalam pelestarian budaya tersebut.

“Salah satu cara mewariskan budaya batik adalah dengan memasukkan materi batik dalam pelajaran sekolah mulai dari tingkat dasar,” tutur Fuadi.

Sebelum praktik membatik, siswa terlebih dahulu diberi penjelasan seputar batik. Mulai dari model-model batik, alat-alatnya, sampai langkah-langkah membatiknya.

Dengan adanya kegiatan ini, para siswa diharapkan bisa mendapatkan pengalaman nyata tentang cara membatik, mulai dari membuat pola sampai pewarnaan. Kegiatan ini juga diharapkan dapat menggali bakat siswa sehingga bisa direkomendasikan untuk dikembangkan lebih lanjut. 

Para siswa sangat antusias dan semangat mengikuti kegiatan membatik ini. Seperti yang diutarankan salah satu siswa yang bernama Aina kelas V kesultanan Wajo. Ia berharap kegiatan tersebut kelask bisa diadakan kembali. (Fuadi/zh)

PDGI Adakan Gosok Gigi Serentak di MIN 1 Kendal

On 8:20 AM

 

Kendal – Dalam rangka memeringati Hari Kesehatan Gigi Nasional, Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Semarang-Kendal dengan menggandeng MIN 1 Kendal melaksanakan gosok gigi serentak, Senin (12/9). Acara diikuti 862 siswa MIN 1 Kendal. Hadir dalam acara tersebut ketua PDGI Semarang-Kendal, Plt. Dinas Kesehatan Kendal, Camat Kendal, Kasie. DIkmad Kemenag Kendal.

Acara berlangsung dengan lancer dan sukses dan diawali dengan penyuluhan oleh para dokter gigi ke 29 kelas yang ada MIN 1 Kendal. Selanjutnya para siswa diberi sikat dan pasta gigi sebelum berbaris dan berkumpul di lapangan untuk melaksanakan gosok gigi Bersama.

Devi Farida Utami selaku ketua PDGI Semarang-Kendal menuturkan bahwa gosok gigi serentak tersebut merupakan program dari Kemenkes. Program itu sengaja menyasar anak umur SD/MI karena anak di usia itu giginya rawan terkena karies dan berlubang.

“Jadi ini sebagai kampanye untuk menjaga kebersihan gigi agar tetap sehat dan kuat,” tutur Devi.

Muslikhan, Kasi Dikmad Kemenag Kendal, mengucapkan terima kasih kepada PDGI Semarang-Kendal atas kepercayaannya menyelenggarakan gosok gigi serentak di MIN 1 Kendal. Ia yakin kegiatan tersebut sangat baik untuk Kesehatan gigi anak sesuai dengan tema yang diusung, yaitu Pulih Bersama dengan Senyum Sehat Indonesia. (Zuha)

 

KULTUM RAMADHAN: Tingkatan Orang Berpuasa

On 10:20 AM

Oleh: Nur Kholis, S.Pd.I, M.Pd.

Bulan Ramadhan memiliki kedudukan istimewa dibandingkan dengan bulan-bulan yang lain. Kemuliaan Bulan Ramadhan adalah bulan penuh rahmat, bulan dimana amal ibadah kita akan dilipatgandakan pahalanya. Bulan Ramadhan adalah bulan penuh ampunan, setan-setan dibelenggu, Pintu Surga dibuka dan pintu neraka ditutup, bulan mustajab untuk berdo’a, bulan yang di dalamnya Al Qur’an diturunkan, bulan yang di dalamnya ada malam yang dinamakan Lailatul Qadar yang lebih mulia dari seribu bulan, dan masih banyak lagi kemuliaan bulan Ramadhan.

Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam. Hal itu dijelaskan dalam QS. Al Baqarah ayat 183 yang berbunyi:

ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ (البقرة: 183)

Artinya: Hai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”

Puasa Ramadhan juga termasuk ibadah yang mendapatkan pahalanya dari Allah SWT sangat besar. Hal tersebut sesuai dengan Sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya:

‘Sesungguhnya Allah SWT berfirman, setiap kebaikan diberi pahala 10 kali hingga 700 kali lipat. Sedangkan puasa Ramadhan untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan memberi pahala puasanya (tanpa batas jumlah pahala)’. Al-Hadits.

Imam Abu Hamid Al Ghazali dalam kitabnya yang berjudul Ihya’ ‘Ulumuddin menjabarkan ada tiga golongan atau tingkatan orang berpuasa.

1. Shaum al-‘Umum
Pada tingkatan ini, dikategorikan
sebagai tingkatan puasa paling rendah. Orang yang berada pada tingkatan ini melaksanakan ibadah puasa hanya sekedar mboten dahar, mboten ngunjuk. Jadi orang tersebut hanya menahan lapar dan haus saja.

2. Shaum al-Khusus

Imam Al-Ghazali dalam kitabnya menjelaskan:

وأما صوم الخصوص فهو كف السمع والبصر واللسان واليد والرجل وسائر الجوارح عن الآثام

Artinya, “Adapun puasa khusus adalah mengendalikan pendengaran, penglihatan, ucapan, tangan, kaki, dan seluruh anggota badan dari dosa,” (Al-Ghazali, 2018 M: I/296). Jadi pada tingkatan ini, seseorang tidak hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan diri agar tidak melakukan dosa dan maksiat selama berpuasa.

3. Shaum al-Khusus al-Khusus

Tingkatan puasa ini bisa dikatakan merupakan level puasanya para Nabi, orang-orang shalih hingga para kekasih Allah SWT/waliyyullah. Pada tingkatan ini, selain menahan lapar, haus, dan menahan diri dari perbuatan maksiat, juga memuasakan hati dan pikiran dari segala cita-cita hina, termasuk melepas dari segala pikiran duniawi, serta mencegah dari sisi lain selain Allah SWT.

Semoga kita minimal bisa berpuasa dengan tingkatan minimal pada tingkatan golongan yang kedua. Amin. (zh)

OUT BOND

On 2:34 PM



5 januari tempe
Tempe adalah makanan yang tidak asing di lidah siswa MI Negeri Kalibuntu Wetan.
Salah satu pembelajaran di luar sekolah siswa kelas empat mengadakan peninjauan langsung, belajar langsung pembuatan tempe salah satu usaha kecil menengah di masyarakat sekitar sekolah. Belajar IPS seyogyanya diikuti pembelajaran diluar kelas salah satunya yang dilakukan oleh siswa siswi MI Negeri Kalibuntu Wetan mengenal bentuk- bentuk kegiatan ekonomi

LASKAR PELANGI

On 9:54 AM


Sebuah adaptasi sinema dari novel fenomenal LASKAR PELANGI karya Andrea Hirata, yang mengambil setting di akhir tahun 70-an

Hari pertama pembukaan kelas baru di sekolah SD Muhammadyah menjadi sangat menegangkan bagi dua guru luar biasa, Muslimah (Cut Mini) dan Pak Harfan (Ikranagara), serta 9 orang murid yang menunggu di sekolah yang terletak di desa Gantong, Belitong. Sebab kalau tidak mencapai 10 murid yang mendaftar, sekolah akan ditutup.

Hari itu, Harun, seorang murid istimewa menyelamatkan mereka. Ke 10 murid yang kemudian diberi nama Laskar Pelangi oleh Bu Muslimah, menjalin kisah yang tak terlupakan.

5 tahun bersama, Bu Mus, Pak Harfan dan ke 10 murid dengan keunikan dan keistimewaannya masing masing, berjuang untuk terus bisa sekolah. Di antara berbagai tantangan berat dan tekanan untuk menyerah, Ikal (Zulfani), Lintang (Ferdian) dan Mahar (Veris Yamarno) dengan bakat dan kecerdasannya muncul sebagai pendorong semangat sekolah mereka.

Di tengah upaya untuk tetap mempertahankan sekolah, mereka kembali harus menghadapi tantangan yang besar. Sanggupkah mereka bertahan menghadapi cobaan demi cobaan?

Film ini dipenuhi kisah tentang kalangan pinggiran, dan kisah perjuangan hidup menggapai mimpi yang mengharukan, serta keindahan persahabatan yang menyelamatkan hidup manusia, dengan latar belakang sebuah pulau indah yang pernah menjadi salah satu pulau terkaya di Indonesia