Berita Utama

PENGUNJUNG

Kelinci Kesayangan Naya

On 1:26 PM

oleh: Naila Susilo, kelas 3 Kesultanan Ternate 


Pagi itu ketika Naya sedang asyik bermain di kompleks perumahan, ia melihat Lala, tetangga sekaligus teman sekelasnya, sedang asyik memberi makan kelinci yang dipeliharanya. Melihat hal itu, ingin rasanya Naya memiliki peliharaan yang sama.

“Ma, aku boleh minta dibelikan kelinci, nggak?” tanya Naya sesampainya ia di rumah.

“Naya pengen makan kelinci? Nanti mama belikan sate kelinci ya,” ujar Mama menimpali.

“Bukan, Ma! Aku pengen pelihara kelinci seperti Lala.” kata Naya.

“Naya sayang, memelihara hewan itu berat lho. Harus rajin merawat, memberi makan, membersihkan kandangnya. Nah itu, kucing peliharaan kita di rumah saja, Naya belum pernah sekali pun memberinya makan.”

“Tolong ma. Naya janji akan selalu merawat dan memberi makan kelinci Naya nanti.”

Karena sayang dengan Naya, akhirnya Mama berkenan membelikan kelinci untuk Naya.

Sekalian mengajarkan tanggung jawab pada Naya.” Batin Mama

Akhirnya Naya bisa memiliki kelinci peliharaan. Ia dibelikan dua ekor kelinci beserta kandang dan makananya. Naya juga menepati janjinya dengan selalu memberi makan dan membersihkan kandang kelinci peliharaannya.

Selang beberapa waktu, Naya mulai lupa dengan tanggung jawabnya terhadap peliharaannya. Ia kerap lupa membersihkan kendang kelincinya. Ia bahkan sering lupa tidak memberi makan hewan peliharaannya tersebut. Mama sudah beberapa kali mengingatkan, tapi Naya tetap asyik bermain di luar rumah tiap hari. Akhirnya mama mengancam apabila kelincinya tidak dirawat dengan baik, Mama akan menjual kelinci tersebut.

Karena tidak ingin kelincinya dijual, sepulang sekolah Naya hendak memberi makan kelinci kesayangannya.  Ternyata, salah satu kelinci yang pelihara mati. Badanya terlihat kotor dan kurus karena kurang makan.

Melihat hal itu, Naya menangis sedih. Ia lalu berjanji di dalam hati akan merawat kelincinya yang masih hidup.  Ia akan selalu memberinya makan dan selalu membersihkan kendang agar kelinci miliknya bisa tumbuh besar dan sehat. (zh-ed)


DONGENG - Tamak

On 12:10 AM

oleh: Farin, Kelas 6 Kesultanan Bima

 

Di sebuah alam nan jauh di sana, tinggal sepasang suami istri bernama Rayyan dan Lily. Mereka adalah pasangan penyihir yang tinggal di dunia penyihir. Rayyan dan Lily memiliki anak kembar bernama Bulan dan Bintang. Dengan bola sihir yang mereka miliki, mereka sering mengintip kehidupan dunia manusia yang tidak memiliki sihir.

Suatu ketika, Rayyan dan Lily membuat sebuah portal untuk menuju dunia manusia. Mereka ingin mempelajari kehidupan manusia. Rayyan dan Lily merasa bahwa kehidupan yang dilakukan manusia sangat menyenangkan. Meski tidak memiliki sihir, manusia bisa melakukan banyak hal karena selalu bekerja sama dalam melakukan sesuatu. Setelah portal berhasil terbentuk, mereka pun pergi ke dunia manusia dengan membawa serta Bulan dan Bintang

Sampailah mereka di sebuah pedesaan. Tetapi keluarga sihir itu sepakat untuk merahasiakan identitas mereka. Mereka ingin mencoba menjalani kehidupan di dunia manusia tanpa sihir yang mereka miliki. Rumah yang mereka dirikan pun mereka buat tanpa menggunakan sihir.

Bertahun-tahun mereka tinggal di pedesaan itu. Suatu ketika, Rayyan dan Lily mengalami kecelakaan sampai merenggut nyawa mereka. Bulan dan Bintang sangat sedih atas kematian orang tua mereka. Mereka merasa belum siap hidup sendiri di dunia manusia. Karena itulah, mereka terkadang diam-diam menggunakan sihir untuk memenuhi kehidupan mereka.

Pada suatu hari, kekeringan melanda desa. Kemarau panjang menimpa desa tempat Bulan dan Bintang tinggal. Banyak warga desa yang meninggal dunia karena kehausan dan kelaparan. Melihat hal itu, Bulan dan Bintang merasa kasihan karena sampai saat itu mereka masih tercukupi berkat kekuatan sihir yang mereka miliki. Bulan dan Bintang pun memutuskan untuk membantu warga secara diam diam menggunakan kekuatan sihir mereka.

Pada awalnya, aksi Bulan dan Bintang berjalan lancar. Sampai suatu ketika, ada manusia yang iri dengan Bulan dan Bintang. Ia iri karena Bulan dan Bintang tidak pernah terlihat kesusahan meski kemarau panjang melanda. Ia penasaran bagaimana itu bisa terjadi. Manusia itu pun diam-diam mengikuti kegiatan Bulan dan Bintang sampai larut malam. Ia pun mendapat kebenaran yang mengejutkan bahwa ternyata Bulan dan Bintang bisa menggunakan sihir dan telah menggunakan kekuatan sihir tersebut untuk membantu warga yang kelaparan.

Bukannya berterima kasih karena sudah banyak membantu, Manusia malah memergoki dan mengancam Bulan dan Bintang. Manusia itu mengancam akan memberitahukan identitas asli mereka kepada warga lalu akan menuduh bahwa kemarau ini disebabkan kekuatan sihir yang mereka miliki. Bulan dan Bintang ketakutan apabila nantinya akan diusir bahkan dibunuh. Akhirnya, Bulan dan Bintang memenuhi permintaan untuk mengabulkan semua permohonan manusia tersebut.

Selama bertahun-tahun, Bulan dan Bintang mengabulkan semua permintaan manusia yang telah memergoki mereka. Suatu hari ada manusia lain yang mengetahui kekuatan Bulan dan Bintang. Hingga akhirnya, kabar tentang Bulan dan Bintang telah tersebar ke segala arah. Mereka lalu diperebutkan manusia satu sama lain karena keserakahan manusia. Bulan dan Bintang akhirnya dikurung agar tidak kabur dan harus terus menerus mengabulkan permintaan manusia tanpa istirahat.

Karena tidak tahan dengan kehidupan yang seperti itu, Bintang membuat rencana untuk kabur. Ia tidak tahan dengan perbuatan manusia yang sangat serakah. Bintang dan Bulan pun membagi tugas. Mereka berdua secara bergantian menggunakan sihir antara untuk membuat portal ke dunia sihir dan melayani manusia. Setelah lima hari berjuan, mereka berhasil berhasil membuka portal itu. Mereka segera memasuki dunia sihir untuk memulai kehidupan baru di sana.

Para manusia yang ditinggalkan Bulan dan Bintang akhirnya hidup kesusahan. Bahkan kehidupan mereka lebih susah daripada ketika ketika terkena kemarau panjang. Para manusia sudah kehilangan kemampuan dan keterampilan mereka karena sebelumnya terlalu bergantung kepada sihir Bulan dan Bintang. (zh-ed)


PUISI - MAMA

On 12:00 PM


oleh: Fitana Thariza Fayasyi kelas 3 Kasultanan Tidore 









Mama…

Engkaulah tempat berteduhku

Engkaullah penyemangat hidupku

 

Mama…

Jika aku bersedih, hanya tanganmu lah yang selalu memelukku

Jika aku Bahagia, tetap tangamu lah yang selalu memelukku

 

Mama…

Engkaulah yang mendidikku dengan keikhlasan

Mendidikku dengan kesabaran

 

Mama…

Maafkan aku, bila aku punya salah

Maafkan aku atas semua salahku

 

Mama…

Di setiap doamu, namaku selalu selalu engkau sebut

Hanya doa-doamulah yang selalu aku harapkan

 

Mama…

Doakan anakmu ini, agar sukses di kemudian hari

Aku hanya bisa mendoakanmu

Allahummaghfirli dzunubi waliwalidayya, warhamhuma kama rabbayani saghira


CERPEN - Hari Ulang Tahunku

On 2:35 PM


oleh: Bilqis Nadine

kelas 5 Kesultanan Bone



Adel adalah anak yang periang. Ia tak pernah melewati hari kecuali dengan rasa semangat dan ceria. Tetapi hari itu, dia bermuram durja. Senyum tak menghiasi wajahnya. Ia bermuka masam sambil bermain pasir sendirian di taman. Padahal hari itu adalah hari ulang tahunnya. Ada apa gerangan?

“Hore, besok adalah hari ulang tahunku! Ayah, ibu, dan semua teman pasti akan mengucapkan selamat ulang tahun dan memberikan hadiah kepadaku,” ucap Adel ceria dalam hati sehari sebelum hari ulang tahunnya.

Keesokan harinya, setelah Adel bangun tidur dan membereskan tempat tidur dan dilanjutkan shalat subuh, ia segera bergegas menemui ibunya yang sedang menyiapkan sarapan dan bertanya;

“Ibu! Ibu tahu nggak, sekarang hari apa?” tanya Adel.

“Sekarang kan hari Minggu. Memangnya ada apa, Adel?” jawab Ibu.

Ah, mungkin ibu lupa. Aku ganti saja pertanyaannya,” batin Adel.

“Kalau sekarang ini tanggal berapa, bu?”

“Sekarang tanggal 19 November,” kata Ibu sambil memasak tanpa menoleh ke wajah Adel.

“Ih, Ibu bagaimana, sih! Sekarang kan hari ulang tahunku. Masak ibu lupa!”

Astaghfirullah, iya nak. Maaf ibu lupa. Selamat ulang tahun ya. Maaf, ibu dan ayah tidak sempat menyiapkan apa-apa untuk hari ulang tahunmu”

Mendengar jawaban ibunya, Adel kesal. Ia lalu pamit keluar.

“Adel tidak sarapan dulu?” tanya Ibu.

“Adel tidak lapar. Adel mau bermain di luar saja,” Jawab Adel ketus.

Karena orang tua Adel lupa dengan hari kelahiran anaknya sendiri, ia memilih bermain di luar. Siapa tahu ia bertemu teman-teman sekelasnya.

Kalau teman-teman pasti ingat. Bulan yang lalu saja waktu Fairuz ulang tahun, aku dan teman-teman sekelas yang lain merayakan dan memberi hadiah untuk Fairuz,” batin Adel.

“Eh, itu ada Novi dan Ayu. Novi, Ayu, kalian sedang apa?” teriak Adel sambil melambaikan tangan dan bergegas menghampiri sahabatnya itu.

“Eh Adel. Maaf ya Adel, kami sedang terburu-buru. Ada sedikit urusan,” kata Novi.

“Iya del, maaf hari ini tidak bisa menemanimu bermain,” timpal Ayu.

“Memangnya mau ke mana? Aku ikut ya!” kata Adel.

Novi dan Ayu tidak menjawab, tapi segera bergegas pergi meninggalkan Adel.

“Mereka berdua kenapa sih, koq aneh sekali tidak seperti biasanya,” gerutu Adel.

Hal sama juga terjadi ketika Adel bertemu teman-teman sekelasnya yang lain. Aqila, Rizki, Aziz, Izza, dan teman-teman lainnya, bahkan Fairuz yang ketika ia ulang tahun Adel memberikan hadiah kepadanya, semua seperti menghindar ketika melihat Adel. Adel pun kesal dan memutuskan bermain sendiri di taman. Tak terasa air mata menetes di pipinya.

“Ayah dan ibu jahat. Teman-teman juga sama. Kenapa mereka berbuat seperti itu di hari ulang tahunku,” ujar Adel.

Tak terasa matahari mulai meninggi dan hari mulai panas. Tiba-tiba terdengar suara krucuk-krucuk dari perut Adel.

“Oia, aku kan belum sarapan,” kata Adel.

Ia akhirnya memutuskan untuk pulang sambil menahan rasa kesal di hati. Sampai rumah, ia segera membuka pintu dan mengucapkan salam,

“SELAMAT ULANG TAHUN ADEL!”

Adel sangat kaget. Ayah, ibu, semua teman sekelas, bahkan ibu guru menyambut Adel dengan pesta kejutan.

“Selamat ulang tahun Adel.” Ini kue ulang tahun dari kami” Ini hadiah dariku. Selamat ulang tahun ya” “Maaf ya sudah mengerjaimu” “Semoga Panjang umur” “Semoga tercapai semua cita-citamu”

Bertubi-tubi Adel mendapatkan ucapan selamat dan doa dari orang tuanya. Ia juga mendapatkan banyak hadiah dari teman-temannya. Ia kembali meneteskan air mata dari kedua matanya karena terharu.

“Terima kasih ayah, ibu, teman-teman, dan juga ibu guru. Terima kasih atas pesta kejutan dan doa yang kalian ucapkan. Semoga doa-doa itu dikabulkan oleh Allah dan semoga Allah juga memberkahi kalian dengan doa yang sama dengan yang kalian ucapkan padaku,” kata Adel.

Adel yang tadinya murung, kini kembali ceria. Ia merasa bahwa itu adalah salah satu hari ulang tahun terbaik dalam hidupnya. (zh-ED)


PUISI - Semangat Membaca

On 12:48 PM


Oleh: Zaneta Purylia Noviana 

Kelas 5 Kesultanan Wajo

 







Meski kata tak merangkai cerita

Meski terkadang engkau melelahkan mata

Namun aku tetap setia

Untuk semangat membaca

Membaca

Engkau mengajariku banyak hal

Dari yang nyata sampai yang hayal

Engkau membuatku lebih berakal

Malu aku padamu

Karena pernah mengabaikanmu

Miskin aku akan ilmu

Tanpa hadirnya dirimu